Pengetahuan akan sanitasi alias kesehatan lingkungan telah disebarkan secara efektif kepada masyarakat. Dengan begitu, saat ini kita semua telah cukup sadar bahwa buang air sembarangan akan membawa dampak begitu buruk. Maka, di Jogja, program WC-nisasi di sepanjang Kali Code Jogja pun telah dilaksanakan dengan sukses, dengan dukungan penuh dari masyarakat sepanjang bantaran Code.
Kali Code, tempat Romo Mangun sang padri progresif menyemai karya kemanusiaannya, dulu sangat dikenal sebagai Ciliwung-nya Jogja. Sampah, kemiskinan, dan tentu saja kebodohan.
Nah, jika masyarakat Code saja saat ini telah demikian maju, saya agak heran, kenapa di sebuah kantor pendidikan di pusat kota, tepatnya Dinas Pendidikan Nasional Kota Yogyakarta, masih tertempel papan peringatan yang amat sensitif: agar siapa pun yang tengah menderita DIARE (Ing: diarhea) tidak buang air sembarangan di taman! Coba simak baik-baik:
Ya Tuhaaan, bahkan larangan itu dibuat sedemikian detilnya, sampai-sampai kita tak cuma dilarang membuangnya, namun juga dilarang merusak dan menginjaknya!
(Yeaks! Hiiiii……………. hoek hoek..)
* Saran konkret demi keberhasilan pembangunan: Dinas Pendidikan Jogja wajib bekerja sama dengan Balai Bahasa, untuk pelatihan kebahasaan, dengan tema “Penggunaan Awalan “di-” yang Baik dan Benar, sebagai Langkah Mula Perbaikan Dunia Pendidikan Indonesia Pasca-Bambang Sudibyo” 🙂
mungkin ituh sejenis penyakit baru diare taman…wkwkwk….
hahaha, betul sekali pak! dulu flu ya flu. trus ada flu burung, ada flu babi. mungkin sekarang pun dari diare biasa jadi ada diare taman 😀
Hehehe…. ora sudhi nginjak diare di taman, mas…hehehe…
Pengumuman itu dipasang tanpa screening dari pihak yang berkompeten kayaknya..
Sebenarnya bukan soal kompetensi kok Mas. Tapi soal tempat yang salah. Itu lokasinya Dinas Pendidikan, tapi yang masang orang Dinas Kesehatan. Jadi ngomongnya ya soal penyakiiit melulu hahaha
Mungkin kita diminta menikmatinya.
huahahaha nggilani jan 😀
Wakakak….!! Miris, apalagi mengingat aturan ‘penggunaan awalan di-‘ ini umumnya sudah dipelajari di SD… 😦
Nambah: “Jika tidak ada masjid, shalat boleh dilanggar”
TERIMAKASIH TAS INFORMASI DAN TULISANNYA, CUKUP BERMANFAAT BUAT BACAAN. KUNJUNGI JUGA SEMUA TENTANG PAKPAK DAN UPDATE BERITA-BERITA KABUPATEN PAKPAK BHARAT DI GETA_PAKPAK.COM http://boeangsaoet.wordpress.com
Lagian tamannya kotor gitu, ya shahih kalau jd penyebab diare…:)) tambah OOT
“Dilarang Menginjak, Merusak dan Membuang Sampah”
Berarti yang nggak boleh diinjak dan dirusak itu sampahnya atau tamannya?
malah membuang sampah disejajarkan dengan menginjak dan merusak…
kalo kalimatnya jadi begini bagaimana, Mas ?
“Dilarang menginjak atau merusak tanaman dan membuang sampah di area taman”
DIARE (Ing: diarhea) seharusnya DIARE (Ing: diarrhea).
Begitulah yang terjadi. Terkadang kita lupa untuk mengoreksi diri sendiri.
hwadduuuuuuuuuhhhhhhhhhhh benar, benar. jadi malu n pengin gantung diri wakakaka :))) makasih buanyak koreksinya gan 😀 *menyembah sambil berurai air mata*